" Assallamualaikum and welcome to my blog ^_^ "



Kamis, 22 Desember 2011

Untukmu Ibu



"Orangtua tidak selamanya hidup, tidak selalu bisa mendampingi kalian, maka dari sekarang mulailah belajar untuk mandiri, jangan pernah membebani dan menyusahkan orang lain" 

Ucapan ibuku seperti terngiang kembali di telingaku, seperti baru kemarin rasanya, meski sesungguhnya itu diucapkan ibuku puluhan tahun lalu, saat kami masih sekolah.

Ibu selalu begitu,,, mengajarkan berbagai hal,,, menasehati tentang apa saja,,,  sambil mengomel, kadang juga dengan tenang, kadang juga di tengah tawanya. Meski terkadang kami merasa ibu cerewet tapi disadari atau tidak, dialah pada akhirnya yang selalu menjadi muara, sumber inspirasi dan motivasi, tempat kami bertanya, berdiskusi dan mencari solusi. 

Bahkan bertahun-tahun kemudian, ketika kami, anak-anaknya, telah mempunyai dan menjalani kehidupan masing-masing, ibu masih selalu menjadi pusat kehidupan kami. Tak ada satu peristiwapun yang kami alami yang tak diketahuinya dan tak diberitahu kepadanya. Seakan tak lengkap rasanya tanpa "kehadiran" ibu, mulai dari hal-hal yang ringan, yang berat, yang sedih, yang senang, bahkan yang lucu.

Sebenarnya ibu bukan tipe ibu seperti yang ada dalam kisah-kisah keluarga  "manis" pada umumnya, yang lemah lembut dalam bertutur kata, bersahaja dan tidak neko-neko dalam bersikap, yang dengan penuh perhatian selalu siap sedia di samping anak-anaknya melewati berbagai macam kejadian dalam kehidupan, yang setiap saat siaga mengulurkan tangan saat anak-anaknya berada dalam "bahaya".

Bukan,,, ibu bukan tipe seperti itu. Ibu adalah seorang perempuan yang bertipe tegas dan keras, bersikap pantang menyerah dengan gaya bicara yang lugas dan blak-blakan tapi anehnya bisa menjadi amat mudah tersentuh dan trenyuh hanya karena sebuah hal sepele.
Ibu, seorang perempuan yang berstatus ibu dan perempuan pekerja ~bahasa kerennya wanita karir~. Dan status ibu bertambah satu lagi ketika aku sudah duduk di bangku SMP, status itu adalah "single parent". 

Ibu tak punya waktu banyak untuk 'ngemong" kami terus-menerus karena harus bekerja. Tapi, ditengah tugasnya sebagai seorang perempuan pekerja yang berprofesi sebagai guru, maupun ditengah kewajibannya sebagai seorang ibu tunggal, ibu tak pernah kehilangan "kekuatannya". Ibu selalu ada "menemani" meski tak disamping kami. Mengajarkan kami tentang nilai-nilai kehidupan. Menemani dalam menjalani peristiwa demi peristiwa, memberi kekuatan lewat support semangat dan doa yang tak pernah putus dimintanya demi kebaikan dan keberhasilan kami.

Dan ditengah keterbatasannya, ibu pun masih sanggup memberi pendidikan kepada kami.

Aku ingat bagaimana ibu selalu menanamkan pemahaman tentang arti pentingnya pendidikan, ibu selalu bilang " saya tidak bisa mewariskan harta kepada kalian, hanya ilmu yang didapat dari pendidikanlah yang bisa menjadi harta buat kalian nanti "
Ibu juga mengajarkan tentang arti kerja keras, kemandirian sekaligus makna berbagi meski dalam keterbatasan. Sehingga ketika sekarang kami telah menjadi orang-orang yang "mandiri", ibu tak lupa untuk selalu mengingatkan kami tentang pentingnya berbagi sambil berkata " ringan tanganlah, jangan menutup mata dengan penderitaan orang lain, masih begitu banyak orang yang jauh lebih menderita dari kalian, syukurilah dengan cara bantulah semampu kalian, karena apapun yang kalian beri dengan keikhlasan akan berbalas rezeki meski bukan dari orang-orang yang kalian bantu itu, Allah akan membalasnya melalui tangan orang lainnya ".

Sama halnya ketika ibu memberikan pemahaman tentang kemandirian dalam rumah tangga. Bagaimana perempuan harus bisa menolong dirinya sendiri, jangan sepenuhnya menggantungkan segala hal kepada suami sehingga ketika suatu saat terjadi hal-hal yang tak di inginkan, perempuan tidak lantas menjadi pribadi yang "terpuruk".

Aahhh,, ibu memang selalu bisa "mengantisipasi" segala kondisi kehidupan, seakan Tuhan menjawab setiap masalah "melalui" ibu. Walaupun terkadang ada saatnya aku melihatnya "murung" dengan kenyataan tentang kehidupan anak-anaknya yang tak selalu berjalan semulus dan selancar jalan tol. Namun kami tak berhenti memberinya keyakinan bahwa sebagai orang tua, ibu telah melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan sangat baik hingga mengantar kami, anak-anaknya menjadi "orang yang mandiri". Ibu sudah memberi kami "landasan" dalam menjalani kehidupan. Untuk itu sudah waktunya ibu "istirahat" mengurus kami, ibu hanya perlu melewati masa-masa tersisa dalam hidupnya dalam ketenangan.

Ibu,, terima kasih atas cinta dan kasihmu yang sudah kau beri dan wujudkan dengan cara tersendiri,,, karena memang begitulah "caramu" mencintai kami, anak-anakmu.


"Kasih ibu kepada beta, tak terhingga sepanjang masa, hanya memberi tak harap kembali
 bagai sang surya menyinari dunia "

Selamat Hari Ibu, semoga Allah SWT selalu melindungi dan memberkahimu.. ^_^



*Ku dedikasikan untuk ibu yang tak pernah berhenti  
  mengasihi kami*

 ~ We love you Mom ~






Foto : Koleksi Pribadi

Related Posts by Categories

2 komentar:

  1. Mama I'm Home...
    Mama where are you ?

    Mama, I Miss You :(

    BalasHapus
  2. Ibumu, ibumu, ibumu :)

    Kerja, kerja, kerja :p

    :) V

    BalasHapus