Kali ini postingan saya isinya tentang tokoh inspiratif dunia yang saya kutip dari sebuah blog. Dari sekian banyak tokoh-tokoh yang menginspirasi dunia dengan pikiran, ucapan dan tindakan mereka, saya memilih 3 orang yang saya kagumi, yaitu Yasser Arafat ~pendiri dan pemimpin organisasi PLO sekaligus sebagai Pemimpin Palestina~, Mikhail Gorbachev ~Presiden dan tokoh pembaharuan Rusia / Uni Sovyet yang terkenal dengan slogan politiknya "glasnost and perestroika" atau transparansi dan reformasi~, serta Nelson Mandela seorang tokoh penentang politik apartheid ~perbedaan warna kulit~ yang lalu kemudian menjadi Presiden Afrika Selatan. Saya mengagumi keberanian mereka untuk memperjuangkan hak asasi, perubahan dan perbaikan bagi masyarakat dan negaranya. Oke, let's cekidot !!!
1. Yasser Arafat
Mohammed Abdel-Raouf Arafat bin Qudwa al-Hussaeini lahir 24 Agustus
1929 di Kairo. Ayahnya adalah seorang pedagang tekstil keturunan
Palestina dan Mesir, ibunya berasal dari keluarga Palestina di
Yerusalem. Ibunya mening-gal ketika Yasser, begitu ia biasa dipanggil,
berumur lima tahun, lalu ia dikirim untuk tinggal bersama pa-man dari
pihak ibu di Yeru-salem, ibukota Palestina.
Ia menceritakan sedikit sekali tentang masa kecilnya, tetapi salah satu kenangan yang tak dilupakannya adalah ketika tentara Inggris menyerbu masuk ke rumah pamannya lepas tengah malam, memukuli anggota keluarganya dan memporak-porandakan perabotan.
Setelah empat tahun di Yerusalem,
ayahnya memba-wanya kembali ke Kairo, di mana kakaknya yang lebih tua
menjaganya termasuk saudara-saudara kandung-nya. Arafat tidak pernah
menyebut-nyebut ayahnya, yang tidak terlalu dekat dengan anak-anaknya.
Arafat bahkan tidak menghadiri penguburan ayahnya tahun 1952.
Di
Kairo, sebelum berumur 17 tahun, Arafat menyelundupkan senjata bagi
warga Palestina untuk digunakan melawan Inggris dan Yahudi. Usia 19
tahun, selama perang antara Yahudi dan negara-negara Arab, Arafat
meninggalkan studinya di Universitas Faud (sekarang Universitas Kairo)
untuk berjuang melawan Yahudi di daerah Gaza.
Kekalahan negara Arab dan berdirinya negara Israel membuatnya putus asa lalu mengurus visa untuk belajar di Universitas Texas. Setelah semangatnya pulih dan keinginan untuk terus mengejar mimpinya akan tanah Palestina yang merdeka, ia kembali ke Universitas Faud mengambil jurusan teknik sipil tetapi malah menghabiskan banyak waktunya sebagai pemimpin mahasiswa-mahasiswa Palestina.
Kekalahan negara Arab dan berdirinya negara Israel membuatnya putus asa lalu mengurus visa untuk belajar di Universitas Texas. Setelah semangatnya pulih dan keinginan untuk terus mengejar mimpinya akan tanah Palestina yang merdeka, ia kembali ke Universitas Faud mengambil jurusan teknik sipil tetapi malah menghabiskan banyak waktunya sebagai pemimpin mahasiswa-mahasiswa Palestina.
Ia berhasil mengambil gelarnya
tahun 1956, sempat bekerja di Mesir lalu ditempatkan kembali di Kuwait,
pertama kali bekerja di departemen pekerjaan umum, lalu kemudian
berhasil menjalankan usaha sendiri, perusahaan kontraktor. Tapi ia
menghabiskan sebagian waktu luangnya dalam kegiatan politik, di mana ia
menggunakan sebagian besar keuntungan usahanya untuk kepentingan itu.
Pada
1958, dia dan teman-temannya mendirikan Al-Fatah, jaringan rahasia
gerakan bawah tanah, dimana pada 1959 mulai menerbitkan majalah yang
menganjur-kan perang melawan Israel dengan senjata. Akhir 1964, Arafat
meninggalkan Kuwait untuk menjadi seo-rang revolusioner sepenuh waktu,
mengorganisasikan serangan Fatah ke Israel dari Yordania.
Pada
tahun yang sama pula, berdirilah Palestine Liberation Organisation
(PLO), yang disponsori oleh Liga Arab, mengumpulkan semua kelompok agar
bersatu membawa Palestina menjadi negara merdeka. Sikap Arab lebih
bersifat kebijakan mendamaikan dibandingkan kebijakan Fatah, tetapi
setelah kekalahan mereka melawan Israel tahun 1967 dalam perang selama
enam hari, Fatah bangkit dari bawah tanah sebagai kelompok paling kuat
dan terstruktur dengan baik dibandingkan kelompok-kelompok lainnya yang
membentuk PLO.
Fatah mengambil alih organisasi itu pada 1969
ketika Arafat menjadi ketua komite eksekutif PLO. PLO tidak lagi menjadi
organisasi boneka negara-negara Arab, yang menginginkan agar warga
Palestina tetap diam, melainkan menjadi organisasi nasionalis independen
yang berpusat di Yordania.
Arafat membangun PLO menjadi sebuah
‘negara’ yang memiliki kekuatan militer sendiri dalam negara Yordania.
Raja Hussein dari Yordania, sangat terganggu dengan serangan-serangan
gerilya dan metode kekerasan lainnya yang mereka lakukan terhadap
Israel, hingga pada akhirnya ia memaksa PLO keluar dari negaranya.
Arafat mencari jalan membangun organisasi yang sama di Lebanon, tetapi
tersingkir oleh pendudukan militer Israel. Ia berjuang mempertahankan
organisasi itu tetap hidup, dengan memindahkan markas besarnya ke
Tunisia. Ia berulang kali bertahan hidup, lolos dari kecelakaan pesawat,
lolos dari pencobaan pembunuhan oleh agen rahasia Israel, dan pulih
dari penyakit stroke yang serius.
Hidupnya adalah perjalanan,
berpindah dari negara yang satu ke negara yang lain untuk mempromosikan
Palestina. Selalu menjaga agar gerakannya tetap bersifat rahasia, sama
seperti yang dia lakukan terhadap kehidupan pribadinya. Bahkan
pernikahannya dengan Suha Tawil, seorang perempuan Palestina yang
berusia separuh dari usianya, tetap dirahasiakan selama lima belas
bulan. Isterinya pada waktu itu sudah aktif dalam kegiatan sosial
khususnya bagi anak-anak cacat di rumahnya, tetapi penampilannya yang
mencolok dalam pertemuan di Oslo menjadi kejutan bagi banyak pemerhati
Arafat. Sejak itu, putri mereka, Zahwa, yang diberi nama sesuai nama ibu
Arafat, lahir.
Periode setelah pengusiran dari Lebanon merupakan
masa sulit bagi Arafat dan PLO. Lalu gerakan protes Intifada mendorong
Arafat untuk menarik perhatian dunia terhadap kesulitan yang dihadapi
Palestina.
Pada 1988 terjadi perubahan kebijakan. Dalam pidatonya
di PBB di Jenewa, Swiss, Arafat menyatakan bahwa PLO menolak aksi
terorisme dan mendukung ‘hak semua kelompok yang bertikai di Timur
Tengah untuk hidup damai dan aman, termasuk negara Palestina, Israel dan
negara-negara tetangga”.
Prospek
ke arah perjanjian damai dengan Israel mulai cerah. Setelah kemunduran
akibat keputusan PLO mendukung Irak dalam Perang Teluk tahun 1991,
proses perdamaian mulai serius dilakukan, dimulai dari Perjanjian Oslo
tahun 1993. Perjanjian ini akhirnya membawa Arafat, Yitzak Rabin, dan
Shimon Peres memperoleh penghargaan Nobel Perdamaian tahun 1994.
Yasser
Arafat meninggal dunia pada tanggal 11 November 2004 di rumah sakit
militer di Paris, Perancis. Ia diterbangkan ke Paris dari markas besar
PLO di Ramallah, untuk mendapatkan perawatan medis akibat sakit yang
dideritanya. Menurut laporan medis, Arafat meninggal dunia karena
mengalami pendarahan hebat di otaknya.
Tapi dalam laporan itu juga disebutkan bahwa dari hasil pemeriksaan medis ditemukan gejala adanya infeksi dari semacam bakteri kuman yang meracuni darah. Namun tidak ada penjelasan lebih lanjut tentang kemungkinan adanya racun atau virus yang menyebabkan kematian Arafat.
Tapi dalam laporan itu juga disebutkan bahwa dari hasil pemeriksaan medis ditemukan gejala adanya infeksi dari semacam bakteri kuman yang meracuni darah. Namun tidak ada penjelasan lebih lanjut tentang kemungkinan adanya racun atau virus yang menyebabkan kematian Arafat.
2. Mikhail Gorbachev
Mikhail
Gorbachev lahir pada tanggal 2 Maret 1931 di Krai Stavropol. Dia
berasal dari keluarga Ukraina-Rusia. Dia tinggal bersama keluarganya di
sebuah desa kecil tempat ayahnya bekerja sebagai montir pertanian. Pada
awal 14 tahun, ia mulai bekerja sebagai asisten dalam menggabungkan
pekerja panen. Dia adalah seorang anak pekerja keras saat itu dan
berhasil memenangkan beberapa penghargaan untuk menghargai usahanya.
Pada
tahun 1950, ia belajar di Moskow State University dan lulus dengan
gelar di bidang hukum. Sejak sekolah, ia aktif bergabung Bagian Komunis
Uni Soviet sebagai komunisme adalah salah satu favoritnya. Dia bertemu
istrinya, Raisa Maximovna Titorenko di Universitas Moskow dan keduanya
menikah pada tahun 1953. Ia lulus pada tahun 1955 dan kemudian keduanya
bergeser ke Stavropol. Dua tahun setelah beralih ke Stavropol, mereka
mendapat seorang anak perempuan kecil yang lucu bernama Irina Mihailovna
Virganskaya.
Pada tahun 1962, ia terpilih untuk memegang posisi
di Stavropol Partai Komunis. Dia kemudian bertanggung jawab untuk
mengurus orang dalam pertanian dan industri. Pada saat yang sama, ia
mengelola bagian administrasi juga. Memiliki gelar sarjana hukum hanya
cukup untuk dia. Mikhail Gorbachev mengambil inisiatif untuk mendapatkan
gelar kedua di bidang pertanian dengan belajar di Institut Pertanian
Stavropol.
Karena partisipasi aktif dan antusias dalam partai
komunis, ia kemudian terpilih sebagai Pihak Pertama Sekretaris Kraikom
Stavropol pada tahun 1970. Pada tahun 1974, ia diangkat sebagai
Sekretaris Pertama Soviet Agung dan kemudian pada tahun 1979, ia adalah
anggota dari Politbiro. Dia adalah Sekretaris Jenderal Partai Komunis
sejak 1985. Ketika ia adalah Sekretaris Jenderal, ia bertemu banyak
pemimpin dari berbagai negara dan berhasil membangun hubungan yang baik
dengan mereka. Dia dihormati oleh sebagian besar pemimpin yang unik
terutama cara berpikir dan sikap rendah hati dan ramah.
Setelah
empat tahun menjadi Sekretaris Jenderal, ia diangkat sebagai Presiden
Eksekutif Uni Soviet oleh parlemen. Usahanya dan penentuan melanjutkan
sebagai seorang komunis. Dia mengundurkan diri begitu komunisme bertemu
kegagalan mereka pada tahun 1991. Setelah pengunduran diri, dia
membangun partainya sendiri disebut Partai Sosial Demokrat Rusia untuk
mengumpulkan semua pihak demokratis Rusia ke keluarga.
Semua ini
adalah kronologi hidupnya. Dia adalah orang besar dan dihormati dalam
hidupnya. Semangat dan gairah dalam Partai Komunis akan diingat
selamanya.
3. Nelson Mandela
Nelson
Rolihlahla Mandela (lahir di Mvezo, 18 Juli 1918; umur 90 tahun)
dikenal di seluruh dunia sebagai pejuang kemerdekaan melalui kegiatan
anti apartheidnya dan kemudian menjadi Presiden Afrika Selatan. Masa
kecilnya dihabiskan di Thembu kemudian memulai karir di bidang hukum. Beliau juga memiliki nama kehormatan dari klannya yaitu Madiba.
Kehidupan
Dilahirkan di Mvezo, Transkei pada 18 Juli 1918, Rolihlahla Mendela kemudian pindah ke Qunu sampai berumur 9 tahun. Ia merupakan yang pertama dari keluarganya yang mengikuti sekolah. Ia juga mendapat nama Nelson dari gurunya yang seorang Metodis. Pada umur 16 tahun, ia masuk Clarkebury Boarding Institute mempelajari kebudayaan barat.
Pada 1934, ia memulai program B.A. di Fort Hare University, dimana ia bertemu Oliver Tambo yang menjadi teman dan koleganya yang setia. Setelah menentang kebijakan universitas dan diminta keluar. Ia pindah ke Johannesburg dan melanjutkan kuliahnya di University of South Africa setelah mengambil hukum di University of the Witswatersrand.
Pernikahan
Pernikahan pertama Mandela dengan Evelyn Ntoko Mase berakhir dengan perceraian pada 1957 setelah 13 tahun. Pernikahannya dengan Winnie Madikizela yang berjalan 38 tahun berakhir dengan perceraian 1996. Pada ulang tahunnya ke-80, Mandela menikahi Graça Machel, janda dari mantan Presiden Mozambik Samora Machel, yang juga seorang kawan ANC.
Politik
Sebagai Aktivis Nelson Mandela mengikuti African National Congress (ANC) dari tahun 1942.Karena kegiatannya yang antiapartheid, ia menjalani berbagai masa hukuman. Pada 5 Agustus 1962, Mandela ditangkap dan dipenjarakan di Johannesburg Fort kemudian pada 25 Oktober 1962, ia dijatuhi hukuman 5 tahun penjara dan pada 12 Juni 1964, ia dan sekelompok aktivis lainnya dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.
Setelah menolak pembebasan bersyarat dengan menghentikan perjuangan bersenjata pada Februari 1985, Mandela tinggal di penjara sampai dibebaskan pada 11 Februari 1990 atas perintah Presiden Frederik Willem de Klerk setelah ditekan oleh seluruh dunia. Mandela dan de Klerk mendapatkan hadiah Nobel Perdamaian pada 1993
Presiden
Nelson Mandela menjabat sebagai Presiden Afrika Selatan dalam masa sekitar 5 tahun (Mei 1994 - Juni 1999) setelah memenangkan Pemilu dan menjadi presiden kulit hitam pertama dengan de Klerk sebagai Deputi presiden.
Masalah AIDS menjadi sumber kekecewaan orang-orang dan penyesalan Mandela karena dalam masa pemerintahannya, ia kurang memperhatikan masalah ini. Anaknya, Makgatho Mandela, meninggal karena AIDS pada 6 Januari 2005.
************************************
Tulisan : http://kolom-biografi.blogspot.com
Gambar : http://www.google.co.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar