" Assallamualaikum and welcome to my blog ^_^ "



Rabu, 23 Maret 2011

Kisah Omayra Sanchez

Akhir-akhir ini Indonesia begitu sering dilanda bencana alam berupa gunung meletus, banjir bandang, gempa bumi sampai tsunami. Banyak kisah tercipta diantara peristiwa-peristiwa bencana tersebut, tentang penderitaan korban, tentang terganggu dan hilangnya suatu komunitas kehidupan, tentang rasa sodaritas sesama, bahkan tentang perjuangan untuk bertahan hidup. Semua lalu tanpa sengaja menggugah ingatan saya pada satu peristiwa bencana alam yang terjadi pada tahun 1985, yaitu peristiwa meletusnya gunung berapi yang disusul dengan adanya muntahan lahar yang dahsyat, yang terjadi di Kolombia, dimana kemudian memunculkan kisah tentang perjuangan seorang anak kecil untuk bertahan hidup. Anak itu bernama Omayra Sanchez.


Masa itu saya masih baru duduk di bangku SMP dan saya ingat begitu mengharukannya peristiwa itu bagi dunia, karena peristiwa dramatis detik-detik dimana Omayra berjuang untuk tetap hidup sampai pada akhirnya dia meninggal itu terekam dalam video. Hal itulah yang membuat semua orang yang menyaksikan peristiwa itu menjadi terharu, sehingga juga menginspirasi seorang pencipta lagu Indonesia untuk membuat lagu tentang anak tersebut. Tapi sayangnya saya sudah lupa nama pencipta dan penyanyinya. 

Saya cuma ingat sebaris liriknya saja, itupun kalo tidak keliru berbunyi seperti ini ,,,, " omayra tanganmu lelah menggapai, tak tercapai........." yaahhh, cuma sebatas itu. Untuk lengkapnya tentang Omayra Sanchez, berikut kisahnya yang saya kutip dari beberapa sumber.


Omayra Sanchez adalah seorang gadis cilik berusia 13 tahun yang tinggal di Armero, sebuah kota kecil yang berpenduduk sekitar 31.000 orang saja, yang semula bernama San Lorenzo. Pada tahun 1930, Presiden Rafael Reyes mengganti nama San Lorenzo menjadi Armero, untuk mengenang kepahlawanan José León Armero.

Letusan Gunung Nevado del Ruiz
Pada tanggal 13 November 1985, kota Armero yang kecil dan tenang, diguncang oleh letusan gunung berapi Nevado Del Ruiz. Saat meletus, Nevado Del Ruiz menghasilkan guncangan hebat, yang meluluh lantakkan ribuan bangunan di Armero, dan masih ditambah dengan muntahan lahar panas, yang mengalir ke kaki gunung, membakar habis wilayah yang tertimpa aliran panasnya, termasuk kota Armero yang berada di kaki gunung Nevado Del Ruiz.



Malam hari saat bencana terjadi, Omayra yang tinggal bersama keluarganya, terbangun oleh guncangan dahsyat, dan lewat siaran radio mereka mendengar bahwa lahar panas sedang mengalir menuju ke tempat mereka. Ditengah proses evakuasi menuju ke gunung terdekat, nenek Omayra terjatuh kedalam lubang saluran air. Omayra berhenti untuk menolongnya. Malang bagi gadis ini, setelah menolong neneknya, kakinya terjepit reruntuhan bangunan, sehingga tidak dapat bergerak keluar.


Tim penolong yang datang tidak dapat menariknya keluar, dan saat itu air mulai mengalir keluar dari lubang saluran air. Bebarapa puing reruntuhan makin menghimpit Omayra, keluarga dan beberapa penduduk menemaninya sambil menunggu datangnya tim penolong yang membawa peralatan yang dapat mengangkat puing reruntuhan yang menjepit Omayra.
Omayra Sanchez
Selama tiga hari tim penolong tidak kunjung datang, air telah bergerak hingga sebatas leher Omayra, selama itu, siang dan malam, orang-orang disekitarnya berusaha menguatkannya dengan menghiburnya, mengajaknya bernyanyi, dan membantunya mengatasi ketakutan. Pada hari ketiga, masih terjepit reruntuhan dan dalam rendaman air setinggi leher, Omayra mulai berhalusinasi ia berkata bahwa ia terlambat untuk berangkat ke sekolah. Tidak berapa lama kemudia ia meminta orang-orang disekitarnya untuk meninggalkannya agar ia dapat berisitirahat. Tak lama kemudian ia meninggal akibat gangrene pada lukanya, dan juga hypothermia akibat terendam air selama berhari-hari.

Televisi yang datang untuk meliput gempa, juga menyiarkan liputan mengenai keadaan Omayra, ke seluruh dunia. Gambar yang anda saksikan diambil sebelum ia meninggal, dan dipublikasikan tak lama setelah ia meninggal. Cristina Echandia seorang reporter menyebutkan, untuk seorang anak seusianya, Omayra cukup tabah menghadapi keadaannya, hingga ajal menjemputnya.



Tim penolong datang terlambat akibat adanya serangan gerilyawan M-19 (yang berlangsung pada tanggal 6 November) ke istana dan menyandera beberapa orang diantaranya. Hal ini memperkeruh keadaan, dan membuat pemerintah terlambat mengirimkan perintah untuk mengirimkan bala bantuan ke Armero karena memprioritaskan pada upaya pembebasan sandera.




Sebagian rakyat menyalahkan keterlambatan pengambilan keputusan pemerintah, karena aksi pembebasan dan pengiriman tim penolong ke Armero dilakukan oleh departemen yang berbeda.
Hanya sepertiga penduduk yang selamat, sekitar 23.000 orang meninggal akibat bencana tersebut, dan kota Armero kemudian ditutup selamanya oleh pemerintah Columbia, seluruh warga yang selamat diungsikan ke kota-kota lainnya. Armero kini hanyalah tinggal kenangan, hilang bersama tragedy kematian Omayra dan ribuan orang lainnya.






Sumber : http://wahw33d.blogspot.com/2010/05/tragedi-kematian-omayra-sanchez.html
              http://www.abizmal.co.cc/2010/05/tragedi-kematian-omayra-sanchez.html#more


Related Posts by Categories

Tidak ada komentar:

Posting Komentar