Pagi ini ku melihat dan menyimak dari TV lagu Tanpa Bintang yg dinyanyiin Anang sama Aurel, anaknya,,, mendadak aku seperti melihat kisahku sendiri bersama si Ai.. Kebersamaan sekian tahun yg kulewati hingga Ai dah dewasa sekarang. Ada rasa kehilangan ketika si Ai dah mulai beranjak remaja hingga dewasa kini.
Ada masanya ketika aku begitu menikmati peranku sebagai orangtua, yang membesarkan, merawat dan mendidiknya dengan segala kemampuan dan keterbatasanku. Aku begitu bersyukur diberi kesempatan untuk melihat sendiri masa-masa pertumbuhan dan perkembangan daya pikirnya sejak bayi. Memberinya pemahaman-pemahaman mendasar tentang kehidupan. Mengajarkannya untuk menjadi orang yang selalu bersyukur dengan apa yang dipunyai dan bersabar untuk hal-hal yang tidak dimiliki.
Aku bersyukur Ai tumbuh menjadi anak yang tidak neko-neko. Mungkin dia paham akan keadaanku, paham dengan sendirinya meski tanpa aku beritahu. Mungkin juga dia hanya gak ingin emaknya jadi susah bila dia berulah macam-macam. Hatiku miris ketika melihat kenyataan di luar sana, banyak orangtua yg kurang bahkan tidak berkesempatan menyaksikan sendiri proses pertumbuhan dan perkembangan anaknya, karena terlalu disibukkan dengan urusan pekerjaan maupun kesibukan lainnya sehingga menyerahkan pengurusan dan perawatan anaknya kepada pembantu.
Aku juga melihat bagaimana anak-anak itu terabaikan justru di masa-masa dia begitu membutuhkan bimbingan, perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya, lalu kemudian menjadi kecewa dan memilih lingkungan pergaulan yg salah, yang malah membuat anak-anak itu makin terpuruk. Sungguh sebuah ironi bila mengingat dan melihat di sekitar kita, betapa begitu banyaknya pasangan orangtua yang justru sangat mendambakan kehadiran buah hati,,bahkan rela menjalani berbagai upaya demi mendapatkannya. Dan aku kembali bersyukur bahwa aku telah diberi kepercayaan untuk mempunyai anak, membesarkan dan mendidiknya.
Tak bisa dipungkiri, ada rasa sepi ketika kita harus merelakan anak-anak kita mulai memilih dunia dan lingkungan pergaulannya sendiri, pelan-pelan mulai melepaskan diri dari pengaruh orang tuanya, mulai mencoba mencari jati dirinya sendiri dan mulai belajar berpikir maupun bertindak menurut pemahamannya sendiri untuk menuju kedewasaan. Tapi begitulah proses kehidupan. Aku harus menerima dan memahami bahwa Allah memberiku tugas sebagai orangtua untuk mengantarkan anak-anak sampai menuju kedewasaan dan kemandirian kelak. Aku tak punya rencana muluk-muluk buat Ai. Aku takut hanya akan membebani hidupnya. Aku cukup bahagia jika kelak dia bisa berguna dan berarti buat dirinya dan kehidupannya dan bisa mendoakan aku di kemudian hari.
Trimakasih ya Rabb, atas kesempatan yang KAU berikan padaku untuk menjalankan tugas dan fungsiku sebagai orang tua meski hanya seorang diri, walau tanpa "Matahari " ,,, dengan segala kekuranganku. Tanpa bantuan-MU mungkin aku takkan pernah sanggup menjalaninya.
Semoga berkah-MU tak pernah berhenti mengalir buatku....
Trimakasih ya Rabb, atas kesempatan yang KAU berikan padaku untuk menjalankan tugas dan fungsiku sebagai orang tua meski hanya seorang diri, walau tanpa "Matahari " ,,, dengan segala kekuranganku. Tanpa bantuan-MU mungkin aku takkan pernah sanggup menjalaninya.
Semoga berkah-MU tak pernah berhenti mengalir buatku....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar